Selasa, 21 April 2020

Cara Mendapatkan Sumber Berita Paling Ideal

Sumber berita adalah tempat atau dari mana asalnya berita itu diperoleh. Bagi seorang pencari berita atau wartawan, kegiatan pertama yang mereka lakukan ialah mencari dan menemukan sumber berita.
dalam memperoleh sumber berita, manusia adalah sumber utama untuk mencari berita karena manusia memiliki akal sehat untuk berpikir. Manusia tepat untuk dijadikan sumber berita, apabila manusia tersebut:
  1. Terlibat langsung di dalam suatu masalah atau peristiwa yang dijadikan berita (manusia tersebut mengalami sendiri peristiwa atau masalahnya).
  2. Tidak terlibat langsung di dalam suatu masalah atau peristiwa yang dijadikan berita, tetapi mempunyai hubungan erat secara formal, persahabatan, persaudaraan, atau keluarga dengan manusia yang terlibat langsung pada masalah/peristiwa tersebut.
  3. Menyaksikan jalannya atau terjadinya suatu peristiwa yang dijadikan berita (manusia tersebut biasa dinamakan saksi mata).
  4. Memiliki wewenang dan menangani secara langsung suatu masalah atau peristiwayang dijadikan berita (misalnya, polisi yang bertugas menangani langsung suatu peristiwa kejahatan).
  5. Ahli di dalam bidangnya. (Misalnya seorang ahli pelayaran dapat diminta pendapatnya, sehubungan dengan terjadinya peristiwa kapal yang tenggelam).

Namun, menurut Luwi Ishwara dalam buku “Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar” bahwa sumber berita tidak hanya didapatkan melalui narasumber saja. Berikut ini adalah sumber berita untuk keperluan jurnalisme.

1. Observasi Langsung

Sumber ini paling meyakinkan para konsumen berita, karena para jurnalis mengamati secara langsung peristiwa yang terjadi. Terdapat kepercayaan yang besar dari perusahaan media dan konsumen kepada para jurnalis dalam menghimpun fakta melalui observasi.
Misalkan ada tragedi pesawat jatuh karena menabrak gunung, maka diharapkan para jurnalis dapat menggambarkan secara deskriptif terhadap kejadian tersebut yang dirasakan oleh jurnalis yang berada di lapangan.
2. Sistem Beat
 
Semua perusahaan media saat ini menerapkan sistem beat. Sistem ini mengarahkan para jurnalisnya untuk memegang bidang tertentu. Pembagian ini bisa berdasarkan wilayah atau bidang-bidang dalam suatu media, contohnya bidang politik, hukum, olahraga, entertainment, metropolitan, atau ekonomi. Bahkan, dari bidang-bidang tersebut bisa diperkecil lagi, misalkan ada yang khusus menjaga pos Istana Negara, kantor KPK, markas Polda Metro Jaya, ataupun markas Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Sistem beat ini terbukti lebih efektif untuk memfokuskan jurnalis sehingga pengetahuan yang dimiliki jurnalis lebih dalam lagi karena sehari-hari banyak menghabiskan waktu untuk bidang-bidang tersebut.

3. Narasumber
 
Narasumber tidak hanya mencakup human sources. Sumber bisa berasal dari catatan, dokumen, referensi, buku, kliping, dan lain sebagainya yang disebut sebagai physical sources.
Yang harus diperhatikan saat mewawancarai narasumber adalah pastikan sumber yang diwawancara itu memenuhi syarat, seperti kredibel dan dapat dipercaya. Berlaku juga jika mengambil sumber dari referensi, karena bisa saja sumber referensi itu sudah tidak relevan karena adanya perkembangan seiringnya waktu.
4. Wawancara
 
Terdapat tiga prinsip dasar dari wawancara, yaitu:
1.      Wawancara pada dasarnya adalah perbincangan antara dua pihak untuk mendapatkan informasi yang akan disampaikan kepada publik. Pembicaraan ini merupakan pertukaran informasi yang bisa memunculkan suatu kebenaran.
2.      Bukan berarti jurnalis menjadi banyak bicara saat wawancara. Justru yang seharusnya banyak bicara adalah yang diwawancara karena orang tersebut yang memiliki informasi yang jurnalis inginkan. Menjadi tugas jurnalis untuk menggali informasi tersebut lewat wawancara.
3.      Jurnalis dianjurkan agar menjadi ahli setelah mewawancarai narasumber terhadap suatu topik tertentu. Dalam hal ini, jurnalis dengan narasumber harus sama-sama terbuka dan berterus terang agar keduanya sama-sama mendapatkan keuntungan.